BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
dalam menjalani hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk
berinteraksi diperlukan adanya suatu komunikasi yang baik. Anak adalah seorang
lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas.
Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa
transisidari anak –anak menuju dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun,
periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang
setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Sehingga para orang tua harus lebih
berhati-hati dalam berkomunikasi dengan anak, karena anak sangatlah
cepat untuk mengingat apa yang sedang dilihat dan yang didengarnya.
Tujuan penggunaan proses komunikasi
secara spesifik, yaitu, mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi
perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau
perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah
masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian
konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. (Hewitt, 1981)
Dengan hal tersebut maka sangatlah
penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif. Peran
perawat dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja adalah hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar dan juga
merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai tim
pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara terapeutik,
sepertirealisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemampuan
membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung
dengan orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan yang realistis, asaidentitas personal yang jelas dan
peningkatan integritas diri.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari komunikasi?
2.
Bagaimana Konsep anak?
3.
Bagaimana cara komunikasi dengan anak?
4.
Bagaimana tahapan komunikasi dengan anak?
5.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
pada anak?
6.
Apa petunjuk komunikasi pada anak?
7.
Apa tips dasar komunikasi pada anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari komunikasi.
2. Untuk
mengetahui komunikasi terapeutik pada anak.
3. Untuk
mengetahui cara komunikasi dengan anak.
4. Untuk
mengetahui tahapan komunikasi dengan anak..
5. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak.
6. Untuk
mengetahui petunjuk komunikasi pada anak
.
7. Untuk
mengetahui tips dasar komunikasi pada anak
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “Komunikasi” (Bahasa
Inggris “Communication”) berasal dari Bahasa Latin “Communicatus” yang berarrti
“berbagi” atau “menjadi milik bersama”.
Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya
yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Defenisi
komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua
atau lebih dengan tujun tertentu.
Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan anak.
2.2 Konsep
Anak
Dalam melakukan komunikasi pada anak
perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh
kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan
anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta
peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa
didapatkan informasi yang benar dan akurat.
1.
Komunikasi Terapeutik
Berdasarkan Tingkat Perkembangan Anak
a.
Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal.
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk
melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons
untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut
dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat
objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan
tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada
suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai
mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke
sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat
beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah
mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan
tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain
b.
Usia Todler dan Pra Sekolah
(1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan
bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh
kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata
ulangan.
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris,
rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya
mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi,
setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan
perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara
(Behrman, 1996).
Pada
usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa
yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika
tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana,
hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”,
mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan
maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak
sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari
konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non
verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan,
jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan
cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita
dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.
c.
Usia Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan
anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca
disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah
mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek
fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan
arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn
secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
2.
Sikap Dalam Komunikasi
Menurut Egan
(1995); menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus
dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
a.
Sikap berhadapan
Bentuk sikap dimana seseorang
langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak (komunikator siap
untuk berkomunikasi).
b.
Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai klien dan
mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu
memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan
kehiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
c.
Sikap membungkuk kearah pasien
Menunjukan keinginan untuk mengatakan
atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit kearah klien.
d.
Sikap terbuka
Bentuk sikap dengan memberikan posisi
kaki tidak melipat tangan menunjukan keterbukaan untuk berkomunikasi.
e.
Sikap tetap relaks
Menunjukan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respon pada klien selama komunikasi
3.
Sikap Komunikasi Terapeutik
a.
Sikap kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu
dini sampai dengan anak menunujukan kesiapan unutk merespon positif terhadap
keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.
b.
Sikap empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri
pada posisi anak dan orang tua.
c.
Sikap hormat
Bentuk sikap yang menunjukan adanya
suatu kepedulian/perhatian rasa suka dan menghargai klien. Misal : senyum pada
saat yang tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin
komunikan.
d.
Sikap konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan
terminologi yang spesifik dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien, missal gambar, mainan, dll.
2.3 Cara Komunikasi Dengan Anak
Komunikasi dengan anak
merupakan sesuatu satu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak ,melalui
komunikasi ini pula perawatan dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan .Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak ,antara lain :
a.
Melalui Orang Lain Atau Pihak Ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama
dilakukan oleh anak dalam menumbukan kepercayaan diri anak ,dengan menghindari
secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang
sedang berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan
komentar tentang mainan , baju yang sedang di pakainya serta hal lainnya
,dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
b.
Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan
disampaikan kepada anak dapat mudah di terima ,mengingat anak sangat suka
sekali dengan cerita ,tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan dapat diekspresikan melalui
tulisan maupun gambar.
c.
Memfasilitas
Memfasilitasi anak adalah bagian cara
berkomunkasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat
di terima. Dapat memfasilitasi kitA harus mampu mengekspersikan perasaan dan
tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negative yang menunjukan kesan yang jelek pada anak.
d.
Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan,dengan menceritakan isi buku
atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak
e.
Meminta Untuk Menyebutkan Keinginan
Ungkapan
ini penting dalam berkomunikasi dengan anak ,dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan tersebut dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan
anak dan keingian tersebut dapat menunjukan perasaan dan pikiran anak pada saat
itu
f.
Pilihan Pro Dan Kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini
sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak
,dengan mengajukan pada situasi yang menunjukan pilihan yang positif dan
negatif sesuai dengan pendapat anak
g.
Penggunaan Skala
Penggunaan skala atau peringkat ini
digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan
perasaan nyeri ,cemas ,sedih dan lain lain,dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya
h.
Menulis
Melaui cara ini anak akan dapat
mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih ,marah atau lainnya dan
biasanya banyak dilakukan pada abak yang jengkel ,marah dan diam . cara ini
dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis
i.
Menggambar
Seperti halnya menulis menggambar pun
dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya ,perasaan jengkel marah yang
biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan
perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.
j.
Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam
membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat
dan anak, perawat dan orang di sekitaranya dapat terjalin, dan pesan
pesan dapat disampaikan.
2.4 Tahapan
Komunikasi Dengan Anak
a. Tahap
prainteraksi
Mengumpulkan data
tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang
masalah yang ada.
b. Tahap
perkenalan
Memberi salam dan
senyum pada klien, melakukan validasi, mencari kebenaran data yang ada,
mengobservasi, memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan kerahasiaan klien.
c. Tahap kerja
Memberi kesempatan
pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang kurang
dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama.
d. Tahap
terminasi
Menyimpulkan hasil
wawancara meliputi evaluasi proses dan
hasil, tindak lanjut, kontrak dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
Contoh tahapan
komunikasi dengan anak yakni :
a. Tahap
prainsteraksi
Pada tahap ini perawat
melakukan persiapan sebelum berinteraksi dengan pasien, missalnya dengan
mengumpulkan data tentang keadaan pasien, melihat buku rekam medis, mencari
pengetahuan tentang masalah yang berkaitan dengan pasien, memeriksa alat-alat
yang diperlukan, menulis rencana kegiatan saat interaksi, dan perawat juga
menganalisa diri sebelum melakukan interaksi.
b. Tahap
perkenalan.
Memberi salam kepada klien :
Assalamua’laikum Warahmatullahi
Wabarakatu.
Perawat : “ Perkenalkan nama saya Yuyun
Yuningsih, saya senang di
panggil Rista. Boleh
saya tahu nama ibu dan ade siapa? Apa
nama
panggilan ibu dan ade? “
Ibu Pasien : “ Nama saya Dessy, saya senang
dipanggil bu Dessy. ”
Pasien Anak : “ Namaku Nissa, aku senangnya dipanggil Icha kak. ”
Perawat : “ Oh, baiklah kalau ibu senang dipanggil nama bu Dessy dan
Pasien Anak : “ Namaku Nissa, aku senangnya dipanggil Icha kak. ”
Perawat : “ Oh, baiklah kalau ibu senang dipanggil nama bu Dessy dan
nama
ade kecil yang lucu ini kakak panggil ade Icha. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah sus. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah sus. ”
Perawat : “ Pertama saya akan membuat
persetujuan dengan ibu, kita
akan mulai
komunikasi ini dengan waktu juga tempat yang
ibu sepakati.
Bagaimana bu Dessy setuju kalau komunikasi
terapeutiknya kita
mulai dimana dan kapan? “
Ibu Pasien : “ Saya pikir komunikasi terapeutiknya
dilakukang sekarang
dan diruangan ini saja supaya situasinya
kondusif. ”
Perawat : “ Oh...baiklah bu, menurut ibu
sendiri waktu yang tepat
untuk melakukan
komunikasi ini berapa lama? “
Ibu Pasien : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya
sus supaya tidak
terlalu lama karena saya takut anak saya akan
merasa bosan.”
Perawat : “ Iya bu Dessy tentu, dengan
senang hati. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah. “
c. Tahap
Kerja
Perawat : “ Ibu bagaimana kalau anak ibu
diberikan kesempatan untuk
berbicara tanpa
disertai oleh ibu supaya saya lebih jelas untuk
menggali
permasalahan yang anak ibu hadapi. ”
Ibu Pasien : “ Oh, tentu sus silahkan. ”
Perawat : “ Terima kasih ibu. ”
Perawat : “ Salamat pagi, apa kabar ade
Icha yang cantik. Bagaimana
kabar ade sekarang? Coba ade bisa ceritakan
sama kakak apa
yang ade rasakan saat ini? “
Pasien anak : “
Pagi juga kakak, keadaan ade saat ini sakit perut kak. “
Perawat : “ Perut yang sebelah mana? ”
Pasien Anak : “ Perut yang sebelah kiri. ”
Perawat : “ Coba ceritain sama kakak kira –
kira kenapa perut ade Icha
bisa
sakit seperti itu ? ”
Pasien Anak : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku
susah makan. “
Perawat : “ Hmm kenapa coba ade susah makan
? Apa penyebabnya?”
Pasien Anak : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Pasien Anak : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Perawat : “ Oh...kakak pikir ade ini ada
gangguan pencernaan yah. ”
Pasien Anak : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku
gak nafsu makan
dan
selalu mual – mual. ”
Perawat : “ Oh, sepertinya ade ini terkena
gejala maag. Ade Icha
sendiri tau gak apa itu penyakit maag? “
Pasien anak : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”
Perawat : “ Maag itu semacam penyakit yang
menyerang lambung.
Penyebabnya
kebanyakan karena sering makan yang pedas
dan
terutama jarang makan. “
Pasien Anak : “ Oh begitu ya kak, jadi aku sakit maag?
”
Perawat : “ Iya ade sayang, karena ini baru
gejala saja jadi lebih baik
ade
Icha lebih menjaga pola makan supaya penyakit maagnya
bisa
sembuh. ”
Pasien Anak : “ Iya kak kalo begitu Icha sekarang mau
rutin makan yang
teratur .”
Perawat : “ Bagus sekali ade Icha pinter,
ini kakak bawa boneka untuk
ade
mau? ”
Pasien Anak : “ Mau sekali kakak
d.
Tahap terminasi
Perawat : “ Bagaimana perasaan ade sekarang? “
Pasien Anak : “ Baik kak, Icha merasa senang dan
nyaman. ”
Perawat : “ Anak yang pintar. “
Perawat : “ Baiklah kalau begitu saya
ucapakan terima kasih kepada
ibu sudah memberikan
kesempatan kepada saya untuk
melakukan komunikasi
dengan anak ibu. Seperti waktu yang
telah kita sepakati
diawal yaitu 15 menit dan sekarang
waktunya
sudah habis. Semoga cepat sembuh yah de Icha
jangan lupa obatnya
diminum juga jangan telat makan lagi
yah. Kita akan bertemu
lagi kapan bu? Apakah ibu bersedia
untuk dilakukan
komunikasi terapeutik kembali dengan saya?
Ibu Pasien : “ Iya terima kasih kembali, tentu sus saya sangat bersedia. “
Perawat : “ Dengan senang hati, mungkin untuk waktu dan tempatnya kita sepakati kembali disini atau bagaimana menurut ibu? ”
Ibu Pasien : “ Iya terima kasih kembali, tentu sus saya sangat bersedia. “
Perawat : “ Dengan senang hati, mungkin untuk waktu dan tempatnya kita sepakati kembali disini atau bagaimana menurut ibu? ”
Ibu Pasien : “ Iya sus saya setuju dengan pendapat
suster. ”
Perawat : “ Baiklah, sampai jumpa besok yah
ade Icha dan ibu Dessy.
Assalamu’alakum. “
Ibu Pasien : “ Wa’alaikumsalam. “
Ibu Pasien : “ Wa’alaikumsalam. “
2.5 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak
a.
Pendidikan
b.
Pengetahuan
c.
Sikap
d.
Usia tumbuh kembang
e.
Status kesehatan anak
f.
Sistem social
g.
Saluran
h.
Lingkungan
2.6
Petunjuk
Untuk Berkomunikasi Pada Anak
1. Anak
harus merasa nyaman .
2. Hindarkan
ucapan yang cepat atau tiba-tiba
menghentak.
3. Senyum.
4. Kontak
mata dipertahankan.
5. Jika
anak malu atau takut bicara dulu dengan orang tua / bermain dulu.
6. Pandangan
mata sejajar.
7. Bicara
pelan, percaya diri, hangat, dan tidak terburu-buru.
8. Jujur.
9. Beri
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan rasa takut / cemas.
10. Gunakan
teknik yag bervariasi.
11. Buat
penilaian yang cocok atau pujian.
12. Anak
yang lebih tua : beri kesempatan jika tidak mau ditemani orang tua.
2.7 Tips
Dasar Komunikasi pada Anak
Nilai
altruistic perlu diwujudkan dengan kata-kata,
pemahaman tentang komunikasi seperti ucapan “terima kasih” atau “tolong”
saat meminta bantuan dan ini perlu ditanamkan pada anak. Menurut pakar
perkembangan ini, kata-kata tersebut lebih dari sekedar ungkapan sopan santun,
namun merupakan awal pemahaman tentang komunikasi.
Setiap
orang pasti pernah mengalami kesulitan komunikasi dengan anak. Ada masanya
ketika anak anda seperti mendengar perintah anda dengan penuh perhatian tetapi
kemudian tidak ingat apa-apa mengenai percakapan itu. Ada masanya anak anda
berbicara terus menerus kemudian menuduh anda tidak mendengarkannya. Pada
tahapan yang berbeda, anak-anak berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Anak
anda yang berusia 5 tahun, dapat berubah seolah menjadi anak yang berusia 14
tahun yang menjawab pertannyaan anda dengan hanya satu kata saja: anda
bertanya; bagaimana kabarmu sayang? ‘Baik’ jawabnya singkat, “apa yang kamu
kerjakan di rumah teman kamu tadi?” ‘macam-macam’ jawabnya lagi.
Anak-anak
mengalami masa-masa dimana mereka sangat terbuka mengenai perasaan mereka. Dan
ada kalanya, mereka lebih pendiam dan menyimpan sendiri pikiran-pikiran dan
emosi mereka sendiri. Akan tetapi berkomunikasi setiap waktu dengan anak-anak
adalah penting. Mempunyai hubungan baik yang terpelihara baik, tergantung pada
komunikasi yang baik. Anak-anak merupakan komunikator yang baik. Mereka akan berbicara,
mendengarkan sehingga mereka akan mendapatkan teman-teman, pendidikan,
pekerjaan dan lain-lain. Cara anda berbicara dan mendengarkan anak-anak anda
sangat mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang lain. Karena
anak ini mengetahui hampir setiap naluri, bahwa komunikasi hanya sekedar
kata-kata yang keluar dari mulut anda, komunikasi adalah juga bahasa tubuh yang
menyertai kata-kata ini. Komunikasi yang baik adalah mengetahui kapan berbicara
dan kapan untuk diam. Sebagai mana keterampilan interpersonal, kemampuan untuk
berkomunikasi dibentuk pertama kali oleh hubungan se orang anak dengan orang
tuanya. Keterampilan komunikasi di pelajari di rumah yaitu di masa bayi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas, maka
dapat kami simpulkan bahwa :
1.
Komunikasi
terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan anak.
2.
Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu
memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara
berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau
langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua
dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi
yang benar dan akurat.
3.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu satu
yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak ,melalui komunikasi ini pula
perawatan dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak
yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan .
4.
Tahapan komunikasi
dengan anak
a. Tahap
prainteraksi
b. Tahap
perkenala
c. Tahap kerja
d. Tahap
terminasi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
dengan anak
a.
Pendidikan
b.
Pengetahuan
c.
Sikap
d.
Usia tumbuh kembang
e.
Status kesehatan anak
f.
Sistem social
g.
Saluran
h.
Lingkungan
6.
Petunjuk untuk berkomunikasi pada anak :
e. Anak harus merasa nyaman .
f. Hindarkan
ucapan yang cepat atau tiba-tiba
menghentak.
g. Senyum.
h. Kontak
mata dipertahankan.
i. Jika
anak malu atau takut bicara dulu dengan orang tua / bermain dulu.
j. Pandangan
mata sejajar.
k. Bicara
pelan, percaya diri, hangat, dan tidak terburu-buru.
l. Jujur.
m. Beri
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan rasa takut / cemas.
n. Gunakan
teknik yag bervariasi.
o. Buat
penilaian yang cocok atau pujian.
p. Anak
yang lebih tua : beri kesempatan jika tidak mau ditemani orang tua.
7.
Komunikasi
yang baik adalah mengetahui kapan berbicara dan kapan untuk diam. Sebagai mana
keterampilan interpersonal, kemampuan untuk berkomunikasi dibentuk pertama kali
oleh hubungan se orang anak dengan orang tuanya.
3.2 Saran
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Anna Keliat Budi, dkk, 2010. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa.
Buku
Kedokteran
EGC: Jakarta.
Dalami Ernawati, dkk. 2009. Komunikasi Keperawatan. Trans Info Media: Jakarta
Timur
Nunung Nurhasanah, S.Kep. 2009. Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Perawatan.
Trans
Info Media: Jakarta.
Riyadi
Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan
Keperawatan Kepada Anak. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Yuningsih,
Yuyun. “Komunikasi terapeutik
(KOMTER) pada Anak”. 6 Juni 2016.
https://plus.google.com/103270330637735884671/posts/c5AGUdygzRb
The most enduring symbol of the Norse - titanium arts
BalasHapus› tj-metal-arts › tj-metal-arts wooricasinos.info The most enduring symbol of the Norse - https://jancasino.com/review/merit-casino/ titanium arts · The most enduring symbol of the Norse - titanium arts · The most enduring symbol of https://deccasino.com/review/merit-casino/ the Norse - titanium titanium flat iron arts. herzamanindir.com/