Kamis, 23 Juni 2016

Analisis Kualitatif Anion

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel. Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian dari kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia analitik. Bahan kimia dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia organik molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia anorganik ionik.
Analisis kualitatif anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun 1840. Analisis kualitatif untuk anion dan kation dikaji secara terpisah. Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding degan analisis kation, tetapi analisis anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul. Mengingat keuntungan ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis kation.Untuk lebih memahami mengenai anion , maka dilakukanlah pembahasan dalam makalah ini.
1.2    Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Pemeriksaan (Analisis) Anion?
2.    Bagaimana mengidentifikasi Analisis dan Klasifikasi Anion ?

1.3    Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa pengertian pemeriksaan Anion.
2.    Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi analisis dan klasifikasi pemeriksaan anion.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Pemeriksaan (Analisis) Kualitatif Anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.
2.2     Identifikasi Pemeriksaan (Analisis) Anion
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.  Berikut adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam  keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat  memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.
2.3    Analisis Anion
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan
asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Anion
Pengamatan
Reaksi
Cl-
Bergelembung, tidak berwarna,
bau menusuk, asap putih pada
udara lembab, lakmus biru
menjadi merah
NaCl NaHSO4- + HCl _+ H2SO4
Br-
Bergelembung, berwarna coklat ,
bau menusuk, berasap, lakmus
biru menjadi merah
NaBr HBr + _+ 2H2SO4
NaHSO4-
2HBr Br2 + SO2 + _+ H2SO4
2H2O
I-
Bergelembung, uap ungu jika
dipanaskan, bau seperti H2S.
NaI NaHSO4+ HI _+ H2SO4
H2SO4 H2S + 4H2O + 4I2 _+ HI
S2-
Bau khas gas H2S
ZnS ZnSO4 + H2S _+ H2SO4
CO3
2-
Bergelembung, tidak berwarna
dan tidak berbau
Na2CO3 Na2SO4 + _+ H2SO4
H2O + CO2
SO3
2-
Bergelembung, tidak berwarna,
bau sengak
Na2SO3 Na2SO4 + _+ H2SO4
H2O + SO2
CrO4
2-
Perubahan warna dari kuning
menjadi jingga
2K2Cr2O4 K2Cr2O7 + _+ H2SO4
H2O + K2SO4

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan
dengan asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43-
b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-
c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3,BaC2O4,Ba3( AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukuk untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.
Berikut ini contoh uji spesifik beberapa anion:
1. Sulfat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan asam dan BaCl2. Jika terbentuk endapan putih maka anion sulfat ada.
2. Kromat
Perhatikan filltrat pada uji 1, jika berwarna kuning maka anion kromat ada. Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
3. Nitrat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Miringkan tabung uji sehingga membentuk sudut 30oC, kemudian tambahkan beberapa tetes ferosulfat melalui dinding tabung
perlahan-lahan. Jika terbentuk cincin coklat maka nitrat ada.
4. Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.



5. Cl-
Setelah dilakukan uji golongan, maka penambahan NH4OH akan melarutkan anion Cl- dan Br-, sedangkan I- tidak larut. Penambahan asam lebih lanjut dapat membentuk endapan putih jika Cl- ada.
Proses-proses yang dipakai dalam menganalisa anion adalah :
1.  Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pegolahan asam-asam Proses ini dibagi lagi kedalam sub klas-sub klas yaitu :
a.Gas-gas dalam dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : Karbonat, hydrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b.Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Hal ini meliputi zat-zat dari (a) plus zat berikut: fluorida, heksafluorosilikat, bromida, iodid, nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
2.  Proses yang tergantung pada reaksi dalam larutan. Proses ini juga dibagi menjadi subklas-subklas yaitu :
a.Reaksi pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat,        dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
2.4     Klasifikasi Anion
Ø  Kelas A
-          Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hydrogen karbonat(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
-          Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat : Karbonat, hydrogen karbonat(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, sianat, fluoride, heksafluorosilikat, klorida, bromide, iodide, nitrat, klorat, perklorat, permanganate, bromate, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Ø  Kelas B
-          Reaksi pengendapan : Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate, dan subsinat.
-          Oksidasi dan reduksi dalam larutan : Manganat, permanganate, kromat dan dikromat.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis.



BAB IV
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan.
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.
Analisis anion memiliki klasifikasi yang terbagi atas :
Ø  Kelas A
-          Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hydrogen karbonat(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
-          Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat : Karbonat, hydrogen karbonat(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, sianat, fluoride, heksafluorosilikat, klorida, bromide, iodide, nitrat, klorat, perklorat, permanganate, bromate, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Ø  Kelas B
-          Reaksi pengendapan : Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate, dan subsinat.
-          Oksidasi dan reduksi dalam larutan : Manganat, permanganate, kromat dan dikromat.

3.2    Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.





Daftar Pustaka
Day, JR dan Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke-5. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta
Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.co.id/2012/06/identifikasi-anion.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar